pencarian

Sabtu, 14 September 2013

Pramuka, Ciri Khas Ospek di Unnes

JAKARTA - Ada satu kekhasan dalam setiap pelaksanaan ospek di Universitas Negeri Semarang (Unnes). Setiap tahun, para mahasiswa baru akan dikenalkan dengan kepramukaan yang sudah menjadi kegiatan langka di tingkat sekolah, apalagi perguruan tinggi.
Di hadapan para peserta Orientasi Kepramukaan Perguruan Tinggi (OKPT), Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan Unnes Masrukhi mengunkap, gerakan pramuka memiliki sejarah panjang. Rentang waktu yang lama itu membuktikan bahwa pramuka punya peran signifikan dalam pembentukan karakter.
Bagi mahasiswa, kata Masrukhi, pramuka diharap jadi bekal yang berguna dalam proses meniti masa depan. “Kalian semua yang memasuki dunia pendidikan tinggi saat ini adalah kader bangsa yang dalam waktu sekian puluh tahun mendatang itu insya Allah akan menjadi pemimpin bangsa Indonesia yang handal,” ujar Masrukhi, seperti dikutip dari situs Unnes, Jumat (23/8/2013).
Untuk mempersiapkan masa depan itu, tambahnya, mahasiswa perlu menyiapkan diri. Pramuka dapat membekali mahasiswa karena kepramukaan dapat menumbuhkan rasa nasionalisme, patriotisme, tanggung jawab, kejujuran, keadilan, dan kepedulian terhadap sesama manusia.
“Nilai-nilai ini sangat penting untuk kalian terus tumbuhkembangkan dalam dada kalian karena kita menyadari betul bahwa kehidupan semakin ke depan itu semakin banyak tantangannya,” papar Ketua Majelis Pembimbing Gugus Depan (Kamabigus) itu.
Menurut Masrukhi, tantangan generasi muda sekarang ini lebih berat. Pasalnya, zaman terus berubah sehingga terjadi semacam adu kekuatan antara satu sistem kebudayaan satu dengan sistem kebudayaan lain.
“Kita warga negara Indonesia memilki budaya yang sumbernya adalah falsafah hidup bangsa, yaitu pancasila. Akan tetapi budaya yang bersumberkan nilai-nilai Pancasila itu pasti akan diintai, diintervensi oleh budaya bangsa-bangsa lain yang bertentangan,” imbuh Masrukhi. (mrg)

Sumber: Okezone

Kejar 110 Beasiswa S-1 di Korea!

JAKARTA - Program beasiswa pemerintah Korea bagi para pelajar internasional 2014 sudah dibuka! The Korean Government Scholarship Program (KGSP) 2014 menyediakan 110 lowongan beasiswa tingkat sarjana yang bisa kamu rebut.
Beasiswa-beasiswa tersebut disediakan oleh kampus-kampus unggul Korea bagi pelajar dari 62 negara. Beasiswa akan diberikan selama lima tahun pada periode 1 Maret 2014 hingga 28 Februari 2019. Scholars harus mengambil program bahasa selama satu tahun sebelum menjalani perkuliahan selama empat tahun.
Bidang studi yang dapat dipilih untuk program beasiswa ini bisa dilihat langsung di laman Global Korea Scholarship (GKS). Ingat ya, pelamar hanya dapat memilih bidang studi yang ada dalam daftar yang disediakan oleh para kampus peserta program ini.
Jika mendapatkan beasiswa KGSP, scholars berhak atas tiket pesawat pulang pergi Indonesia-Korea kelas ekonomi; uang 800 ribu won per bulan; biaya studi 5 juta won. Scholars akan mendapatkan biaya relokasi 200 ribu won ketika sampai di Korea dan 100 ribu won ketika menyelesaikan studi. Fasilitas lainnya adalah pelatihan bahasa selama satu tahun dan asuransi kesehatan.
Asyiknya, scholars yang fasih berbahasa Korea dan dibuktikan dengan nilai pada sertifikat Topik level lima dan enam, akan mendapatkan tunjangan 100 ribu won per bulan.
Siapa saja yang bisa mendaftar? Pelamar haruslah bukan warga negara Korea, serta sehat secara fisik dan jasmani. Umur harus di bawah 25 tahun pada 1 Maret 2014.
Lamaran dikirim langsung melalui Kedutaan Besar Korea atau ke kampus tujuan. Agar tidak salah, pastikan membaca semua persyaratan dan tahapan pendaftaran program ini secara teliti. Informasi lengkap bisa didapatkan di laman resmi Kedutaan Besar Korea, kampus-kampus tujuan, atau di laman resmi beasiswa KGSP: http://www.niied. go.kr. (rfa)

foto editan,,,




Jumat, 14 Juni 2013

mamandena.blogspot.com: PEDOMAN UMUM PENULISAN PROPOSAL PENELITIAN

mamandena.blogspot.com: PEDOMAN UMUM PENULISAN PROPOSAL PENELITIAN

PEDOMAN UMUM PENULISAN PROPOSAL PENELITIAN

PEDOMAN UMUM PENULISAN PROPOSAL PENELITIAN




Pedoman ini Merupakan Bagian dari Isi PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI STKIP Yapis Dompu dan Dipublikasikan karena Terdesaknya Kebutuhan Mahasiswa
(Pedoman Lengkap Terbit Juni 2013)
Sistematika Proposal Penelitian
A.    Halaman Sampul;
B.     Latar Belakang;
C.     Batasan Masalah;
D.    Perumusan Masalah;
E.     Tujuan Penelitian;
F.      Manfaat Penelitian;
G.    Istilah Operasional;
H.    Tinjauan Pustaka;
I.       Kerangka berpikir;
J.       Hipotesis (jika ada);
K.    Metodologi Penelitian;
L.     Daftar Rujukan;
M.   Daftar Lampiran (jika ada).
Penjelaasan Isi Masing-Masing Bagian Proposal Penelitian
Halaman Sampul
Halaman sampul proposal berisi: judul secara lengkap, kata proposal, nama dan nomor induk mahasiswa (NIM), lambang STKIP Yapis Dompu dengan diameter 3 Cm, dan diikuti nama lengkap STKIP Yapis Dompu, nama program studi/jurusan, dan waktu (bulan-tahun) penulisan proposal penelitian dengan menggunakan jenis huruf Times New Roman yang dicetak kapital. Komposisi huruf dan tataletak masing-masing bagian diatur secara simetris, rapi, dan serasi. Ukuran huruf yang digunakan ialah 1216 point. Kecuali tulisan STKIP YAPIS DOMPU ditulis 20 point. Contoh halaman sampul proposal penelitian dapat dilihat pada lampiran XVII pedoman ini.
Latarbelakang
      Bagian ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, baik kesenjangan teoretis maupun kesenjangan praktis yang melatarbelakangi masalah yang diteliti. Dalam latar belakang masalah, dipaparkan secara ringkas teori, hasil-hasil penelitian sebelumnya, simpulan seminar dan diskusi ilmiah ataupun pengalaman/pengamatan pribadi yang terkait dengan pokok masalah  yang di teliti, sehingga masalah yang dipilih untuk diteliti mendapat landasan berpijak yang kokoh.
Batasan Masalah
Batasan masalah seringkali diperlukan agar pembaca dapat menyikapi temuan penelitian sesuai kondisi yang ada. Batasan masalah menunjuk kepada suatu keadaan yang tidak dapat dihindari dalam penelitian. Keterbatasan yang sering dihadapi menyangkut dua hal. Pertama, keterbatasan ruang lingkup kajian yang terpaksa dilakukan karena alasan-alasan prosedural, teknik penelitian, ataupun karena faktor logistik. Kedua, keterbatasan penelitian berupa kendala yang bersumber dari adat, tradisi, etika dan kepercayaan yang tidak memungkinkan bagi peneliti untuk mencari data yang diinginkan.
Rumusan Masalah
      Rumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya. Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan di teliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah.                                                                           
      Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empirik. Artinya memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.
Tujuan Penelitian
      Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. Perbedaan terletak pada cara merumuskannya. Rumusan tujuan penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan dan sedapat mungkin linear dengan rumusan masalah.
Manfaat Penelitian
      Pada bagian ini ditunjukkan manfaat atau pentingnya penelitian, terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan –dalam arti luas–. Dengan kata lain, uraian dalam subbab manfaat penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti, baik secara teoretis maupun praktis. Dari uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan.
Istilah Operasional
      Definisi istilah dan/atau definisi operasional diperlukan apabila diperkirakan akan timbul perbedaan pengertian atau kekurangjelasan makna terhadap istilah yang digunakan. Istilah yang perlu diberi penegasan ialah istilah-istilah yang berhungan dengan konsep-konsep pokok yang terdapat dalam skripsi. Kriteria istilah yang mengandung konsep pokok yakni istilah yang terkait erat dengan masalah yang diteliti atau variabel penelitian. Definisi istilah disampaikan secara langsung, tidak diuraikan asal-usulnya, dan dititikberatkan pada pengertian yang diberikan oleh penulis pada konteks skripsi yang ditulisnya.
Tinjauan Pustaka     
      Tinjauan pustaka memuat dua hal pokok, yaitu deskripsi teoretis tentang objek (variabel) yang diteliti dan simpulan tentang kajian yang antara lain berupa argumentasi. Untuk dapat memberikan deskripsi teoretis terhadap variabel yang diteliti, maka diperlukan adanya kajian teori yang mendalam.
      Bahan kajian pustaka dapat diangkat dari berbagai sumber seperti jurnal penelitian, disertasi, tesis, skripsi, pelaporan penelitian, buku teks, makalah, pelaporan seminar, diskusi ilmiah, terbitan-terbitan resmi pemerintah dan lembaga-lembaga lain. Akan lebih baik jika kajian teoretis dan telaah terhadap temuan-temuan penelitian didasarkan pada sumber kepustakaan primer, yaitu bahan pustaka yang isinya bersumber pada temuan penelitian. Sumber kepustakaan sekunder dapat dipergunakan sebagai penunjang.
      Pemilihan bahan pustaka yang akan dikaji didasarkan pada dua variabel, yakni: (1) prinsip kemutakhiran (kecuali untuk penelitian historis); dan (2) prinsip relevansi. Prinsip kemutahiran penting karena ilmu berkembang dengan cepat. Sebuah teori yang efektif pada suatu periode mungkin sudah ditinggalkan pada periode berikutnya. Dengan prinsip kemutahiran, peneliti dapat berargumentasi berdasar teori-teori yang pada waktu itu dipandang paling representatif. Hal serupa berlaku juga terhadap telaahan pelaporan-pelaporan penelitian. Prinsip relevansi diperlukan untuk menghasilkan kajian pustaka yang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti.
Kerangka Berpikir
Bagian ini merupakan argumentasi teoretik sehingga penelitian mungkin dilakukan, yang didasarkan pada teori-teori yang telah diberikan pada tinjauan pustaka.
Hipotesis Penelitian
      Secara prosedural hipotesis, diajukan setelah peneliti melakukan kajian pustaka kerena hipotesis penelitian merupakan rangkuman dari simpulan-simpulan teoretis yang diperlukan dari kajian pustaka. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoretis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.
      Rumusan hipotesis hendaknya bersifat definitif atau direksional. Artinya, dalam rumusan hipotesis tidak hanya dituliskan adanya hubungan atau perbedaan antar variabel, melainkan telah ditunjukkan sifat hubungan atau keadaan perbedaan itu.
Metodologi Penelitian
Hal-hal yang dimuat dalam bagian ini yakni jenis/pendekatan penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data (disesuaikan dengan jenis penelitian).
Daftar Rujukkan
      Bahan pustaka yang dimasukkan ke dalam daftar rujukan hendaknya sudah tercantum dalam teks. Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan sebagai bahan bacaan tetapi tidak dirujuk dalam teks tidak dimasukkan dalam daftar rujukan. Sebaiknya, semua bahan pustaka yang dimasukan dalam teks skripsi dicantumkan dalam daftar rujukan. Tatacara penulisan daftar rujukan dibahas pada bagian tersendiri dalam pedoman ini.
      Istilah daftar pustaka digunakan untuk menyebut daftar yang bersisi bahan-bahan pustaka yang digunakan oleh penulis, baik yang dirujuk ataupun yang tidak dirujuk dalam teks. Untuk skripsi, daftar bahan pustaka yang ditulis hanya yang dirujuk dalam teks, sehingga istilah yang tepat ialah daftar rujukan, bukan daftar pustaka.
Daftar Lampiran
      Lampiran hendaknya berisi keterangan yang dipandang penting untuk sebuah proposal penelitian. Misalnya instrumen penelitian dan lampiran lain yang dianggap perlu.

sumber: mamandena.blogspot.com